Sabtu, 30 April 2011

media cetak

Pengantar
Pembicaraan tentang media cetak berarti membicarakan pers. Sebab terminologi pers terdiri dari: Pertama, pers dalam arti luas adalah seluruh alat komunikasi massa baik cetak maupun elektronik. Kedua, pers dalam arti sempit secara spesifik tertuju pada media cetak berbentuk surat kabar dan majalah. Dalam berbagai literatur surat kabar digunakan sebagai sebutan untuk media cetak yang content-nya mengutamakan hasil jurnalisme berbentuk berita (news). Sementara sebutan untuk pers digunakan untuk seluruh media massa tercetak yang terbit secara reguler baik yang mengutamakan jurnalisme maupun hiburan.

Manajemen Media Cetak
Kata manajemen berasal dari management (Inggris) yang diadobsi dari kata manaj (iare) (Italia) yang bermuara pada mamis (Latin) dengan makna tangan. Jadi manajemen dalam arti asalnya adalah memimpin, membimbing atau mengatur (Djuroto, 2000). Secara sederhana manajemen dimaknai sebagai getting result through the work of others. Sementara definisi yang sedikit lebih lengkap dengan mengutip pandangan pakar manajemen Hendry Fayol: “management is the direction of enterprise throught the planning, coordinating and controlling of its human materials resources toward the attainment of pre determined objectives”.Dengan kata lain manajemen mengandung dua pengertian
● Pertama, POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling).
● Kedua, 6 M (Men, Materials, Machine, Methods, Money, Market) (Soehoet,2002).

Manajemen merupakan konsekuensi logis dari kepercayaan (responsibility) dan kenyataan (reality) yang harus dibuktikan melalui struktur organisasi media cetak yang bersifat formal dan kecakapan yang bersifat fungsional (authority). Diantaranya bidang: redaksi, iklan, pemasaran dll.Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan diantaranya: peluang usaha, kemampuan SDM, kapital, SWOT dengan kompetitor, keinginan pembaca, perubahan sosial berupa teknologi, ekonomi, politik, budaya dll. Langkah yang perlu dilakukan antara lain: perhatian terhadap lingkungan eksternal, menjual ruang untuk iklan, efesiensi di semua unit usaha, suntikan modal dll. Semua pendapatan diperoleh dari penjualan produk media cetak (eceran, langganan, barter dll), penjualan kolom (iklan baris, duka cita dll) dan penjualan jasa kegiatan off print seperti seminar, pameran dll untuk membentuk image posistif (Djuroto, 2000).

Dengan mengutip pakar komunikasi Kanada Marshall McLuhan yang mengatakan the press is the extention of man, Jakob Oetama mengatakan pers merupakan perpanjangan alat untuk memenuhi kebutuhan manusia terhadap informasi, hiburan, pendidikan dan keingintahuan mengenai peristiwa yang terjadi di sekitarnya (Oetama, 1987). Inilah yang dimanifestasikannya dalam surat kabar KOMPAS yang didirikannya bersama dengan PK Ojong (alm) tanggal 28 Juni 1965 dengan struktur yang kurang lebih sebagai berikut: Pertama, owner: pemilik perusahaan yang menerima laporan pertanggungjawaban dari top manager. Terkadang owner identik dengan top manajer. Kedua, top manager: pengambil kebijakan internal dan eksternal. Serta pengendali perusahaan baik redaksional maupun usaha. Juga menerima laporan pemimpin redaksi dan pemimpin perusahaan. Ketiga, pemimpin umum: orang pertama dalam perusahaan yang bertanggung jawab atas maju mundurnya institusi pers yang dipimpinnya. Serta menjadi penentu kebijakan, arah perkembangan laba rugi perusahaan. Termasuk berhak mengangkat atau memecat bawahannya. Terkadang pemimpin umum adalah top manager sekaligus owner. Keempat, wakil pemimpin umum: menjalankan tugas-tugas pemimpin umum atau menggantikannya dalam operasionalisasi harian. Kelima, bidang redaksi: pemimpin redaksi, wakil pemimpin redaksi, sekretaris redaksi, redaktur pelaksana, redaktur dan reporter bertanggung jawab terhadap semua isi penerbitan pers. Ini meliputi penyajian berita, peliputan fokus pemberitaan, topik, pemilihan headline dll. Keenam, bidang cetak: ditangani oleh operator cetak dan pengepakan hasil penerbitan sehingga sampai ke tangan pembaca. Ketujuh, bidang usaha: menerima laporan para manajer demi kepentingan perusahaan baik produksi dan distrubusi.

Zona Pasar Media Cetak
Pertama, CZ (City Zone): batas wilayah media cetak itu berada. Kedua, PMA (Primary Market Area): area utama tempat media cetak itu menyajikan berita dan pelayanan iklannya. Ketiga, RTZ (Retail Trading Zone): wilayah di luar CZ tempat media cetak itu diperjualbelikan. Keempat, NDM (Newspaper Designated Market): area geografis yang dianggap media cetak itu sebagai pasarnya.

Format Media Cetak

1. Broadsheet: ukuran surat kabar umum. Misalnya, KOMPAS, Media Indonesia, Republika dll.
2. Tabloid: ukuran setengah broadsheet. Format ini diperkenalkan untuk dikonsumsi oleh pembaca di kalangan masyarakat urban yang sibuk dalam transportasi umum seperti bus, kereta api dll. Misalnya, KORAN TEMPO dll.
3. Magazine: ukuran setengah tabloid atau seperempat broadsheet. Halamannya diikat dengan kawat, sampul lebih tebal dan mengkilap daripada halamannya. Misalnya, Majalah TEMPO dll.
4. Book: ukuran setengah magazine atau seperempat tabloid atau seperdelapan broadsheet. Misalnya, Majalah INTISARI dll.

Struktur Organisasi Media Cetak
Ada dua bagian besar sebuah penerbitan pers atau media massa: Bagian Redaksi (Editor Department) dan Bagian Pemasaran atau Bagian Usaha (Business Department). Bagian Redaksi dipimpin oleh Pemimpin Redaksi. Bagian Pemasaran dipimpin olen Manajer Pemasaran atau Pemimpin Usaha. Di atas keduanya adalah Pemimpin Umum (General Manager). Ada juga Pemimpin Umum yang merangkap Pemimpin Redaksi.
Bagian Redaksi tugasnya meliput, menyusun, menulis, atau menyajikan informasi berupa berita, opini, atau feature. Orang-orangnya disebut wartawan. Redaksi merupakan merupakan sisi ideal sebuah media atau penerbitan pers yang menjalankan visi, misi, atau idealisme media.Bagian Redaksi dikepalai oleh seorang Pemimpin Redaksi. Di bawah Pemred biasanya ada Wakil Pemred yang bertugas sebagai pelaksana tugas dan penanggungjawab sehari-hari di bagian redaksi.
Pemred/Wapemred membawahi seorang atau lebih Redaktur Pelaksana yang mengkoordinasi para Redaktur (Editor), Koordinator Reporter atau Koordinator Liputan (jika diperlukan), para Reporter dan Fotografer, Koresponden, dan Kontributor. Termasuk Kontributor adalah para penulis lepas (artikel) dan kolumnis. Di Bagian Redaksi ada pula yang disebut Dewan Redaksi atau Penasihat Redaksi. Biasanya terdiri dari Pemred, Wapemred, Redpel, Pemimpin Usaha, dan orang-orang yang dipilih menjadi penasihat bidang keredaksian. Ada pula yang disebut Staf Ahli atau Redaktur Ahli, yakni orang-orang yang memiliki keahlian di bidang keilmuwan tertentu yang sewaktu-waktu masukan atau pendapatnya sangat dibutuhkan redaksi untuk kepentingan pemberitaan atau analisis berita. Bagian lain yang terkait dengan bidang keredaksian adalah Redaktur Pracetak yang membidangi tugas Desain Grafis (Setting, Lay Out, dan Artistik) serta Perpustakaan dan Dokumentasi. Dalam hal tertentu, bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang) dapat masuk ke bagian Redaksi.

Tugas
1. Pemimpin Umum (General Manager)
Ia bertanggung jawab atas keseluruhan jalannya penerbitan pers, baik ke dalam maupun ke luar. Ia dapat melimpahkan pertanggungjawabannya terhadap hukum kepada Pemimpin Redaksi sepanjang menyangkut isi penerbitan (redaksional) dan kepada Pemimpin Usaha sepanjang menyangkut pengusahaan penerbitan.

2. Pemimpin Redaksi
Pemimpin Redaksi (Editor in Chief) bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja keredaksian sehari-hari. Ia harus mengawasi isi seluruh rubrik media massa yang dipimpinnya. Di suratkabar mana pun, Pemimpin Redaksi menetapkan kebijakan dan mengawasi seluruh kegiatan redaksional. Ia bertindak sebagai jenderal atau komandan yang perintah atau kebijakannya harus dipatuhi bawahannya. Kewenangan itu dimiliki katena ia harus bertanggung jawab jika pemberitaan medianya ?digugat? pihak lain. Pemimpin Redaksi juga bertanggung jawab atas penulisan dan isi Tajuk rencana (Editorial) yang merupakan opini redaksi (Desk opinion). Jika Pemred berhalangan menulisnya, lazim pula tajuk dibuat oleh Redaktur Pelaksana, salah seorang anggota Dewan Redaksi, salah seorang Redaktur, bahkan seorang Reporter atau siapa pun ? dengan seizin dan sepengetahuan Pemimpin Redaksi? yang mampu menulisnya dengan menyuarakan pendapat korannya mengenai suatu masalah aktual.

3. Dewan Redaksi
Dewan Redaksi biasanya beranggotakan Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan Wakilnya, Redaktur Pelaksana, dan orang-orang yang dipandang kompeten menjadi penasihat bagian redaksi. Dewan Redaksi bertugas memberi masukan kepada jajaran redaksi dalam melaksanakan pekerjaan redaksional. Dewan Redaksi pula yang mengatasi permasalahan penting redaksional, misalnya menyangkut berita yang sangat sensitif atau sesuai-tidaknya berita yang dibuat tersebut dengan visi dan misi penerbitan yang sudah disepakati.

4. Redaktur Pelaksana
Di bawah Pemred biasanya ada Redaktur Pelaksana (Managing Editor). Tanggung jawabnya hampir sama dengan Pemred/Wapemred, namun lebih bersifat teknis. Dialah yang memimpin langsung aktivitas peliputan dan pembuatan berita oleh para reporter dan editor.

5. Redaktur
Redaktur (editor) sebuah penerbitan pers biasanya lebih dari satu. Tugas utamanya adalah melakukan editing atau penyuntingan, yakni aktivitas penyeleksian dan perbaikan naskah yang akan dimuat atau disiarkan. Di internal redaksi, mereka disebut Redaktur Desk (Desk Editor), Redaktur Bidang, atau Redaktur Halaman karena bertanggung jawab penuh atas isi rubrik tertentu dan editingnya. Seorang redaktur biasanya menangani satu rubrik, misalnya rubrik ekonomi, luar negeri, olahraga, dsb.

Redaktur Pracetak
Setingkat dengan Redaktur/Editor adalah Redaktur Pracetak atau Redaktur Artistik. Ia bertanggung jawab menangani? Naskah Siap Cetak? (All In Hand/All Up) dari para redaktur, yaitu semua naskah berita yang sudah diturunkan ke percetakan dan sudah diset bersih, desain cover dan perwajahan (tataletak, lay out, artistik), dan hal-ihwal sebelum koran dicetak. Bagian lain di yang berada di bawah koordinasi Redaktur Pracetak adalah Setter atau juruketik naskah. Ia bertugas mengetik naskah yang akan dimuat. Ada pula Korektor yang bertugas mengoreksi (membetulkan) kesalahan ketik pada naskah yang siap cetak.
• Reporter
Di bawah para editor adalah para Reporter. Mereka merupakan? prajurit? di bagian redaksi. Mencari berita lalu membuat atau menyusunnya, merupakan tugas pokoknya.
• Fotografer
Fotografer (wartawan foto atau juru potret) tugasnya mengambil gambar peristiwa atau objek tertentu yang bernilai berita atau untuk melengkapi tulisan berita yang dibuat wartawan tulis. Ia merupakan mitra kerja yang setaraf dengan wartawan tulisan (reporter). Jika tugas wartawan tulis menghasilkan karya jurnalistik berupa tulisan berita, opini, atau feature, maka fotografer menghasilkan Foto Jurnalistik (Journalistic Photography, Photographic Communications). Fotografer menyampaikan informasi atau pesan melalui gambar yang ia potret. Fungsi foto jurnalistik antara lain menginformasikan (to inform), meyakinkan (to persuade), dan menghibur (to entertain).
• Koresponden
Selain reporter, media massa biasanya memiliki pula Koresponden (correspondent) atau wartawan daerah, yaitu wartawan yang ditempatkan di negara lain atau di kota lain (daerah), di luar wilayah di mana media massanya berpusat.

Kontributor
Kontributur atau penyumbang naskah/tulisan secara struktural tidak tercantum dalam struktur organisasi redaksi. Ia terlibat di bagian redaksi secara fungsional. Termasuk kontributor adalah para penulis artikel, kolomnis, dan karikaturis. Para sastrawan juga menjadi kontributor ketika mereka mengirimkan karya sastranya (puisi, cerpen, esei) ke sebuah media massa. Wartawan Lepas (Freelance Journalist) juga termasuk kontributor. Wartawan Lepas adalah wartawan yang tidak terikat pada media massa tertentu, sehingga bebas mengirimkan berita untuk dimuat di media mana saja, dan menerima honorarium atas tulisannya yang dimuat. Termasuk kontributor adalah Wartawan Pembantu (Stringer). Ia bekerja untuk sebuah perusahaan pers, namun tidak menjadi karyawan tetap perusahaan tersebut. Ia menerima honorarium atas tulisan yang dikirim atau dimuat.
Bidang Pendukung Redaksi
Bagian yang tak kalah pentingnya untuk membantu kelancaran kerja redaksi adalah bagian Perpustakaan dan Dokumentasi serta bagian Penelitian dan Pengembangan (Litbang). Litbang memantau perkembangan sebuah penerbitan, survei pembaca, dan memberikan masukan-masukan bagi pengembangan redaksional dan bagian lainnya, termasuk pembinaan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia.
Bagian Usaha (Business Department)
Bertugas menyebarluaskan media massa, yakni melakukan pemasaran (marketing) atau penjualan (saling) media massa. Bagian ini merupakan sisi komersial meliputi sirkulasi/distribusi, iklan, dan promosi. Biasanya, bagian pemasaran dipimpin oleh seorang. Pemimpin Perusahaan atau seorang Manajer Pemasaran (Marketing Manager) yang membawahkan Manajer Sirkulasi, Manajer Iklan, dan Manajer Promosi.

Proses Media Cetak
Pertama, kebijakan redaksi yang tergantung pada ideologi atau politik media cetak. Misal, KOMPAS (Katolik), Suara Pembaruan (Kristen), Republika (Islam), Suara Karya (Parpol) dll. Kedua, frekuensi terbit: harian; mingguan, dwi mingguan; bulanan. Ketiga, tenggat terbit: jam (harian); hari tertentu (mingguan); minggu tertentu (bulanan). Ini perlu diketahui dan diperhatikan oleh pemasang iklan. Keempat, cetak: off set modern sampai dengan cetak digital jarak jauh. Kelima, sirkulasi: lokal; nasional; regional; internasional. Keenam, pembaca: jenis kelamin, usia, pendidikan, penghasilan, profesi, hobby, suku, agama dan ras/etnik. Ketujuh, metode distribusi: bagaimana media cetak itu didistribusikan. Misalnya, eceran, loper, agen, toko dll.

Contoh LayOut Media Cetak

Majalah
Surat Kabar
Brosur

Pamflet

Baliho

Daftar Pustaka
http://tonz94.wordpress.com/2009/05/02/manajemen-media-massa
http://stefanusakim.wordpress.com/2007/12/09/manajemen-keredaksian
http://komunikasi-kita.blog.friendster.com/2007/02/manajemen-media-media-cetak-dan-elektronik

Perubahan Sosial Masyarakat Madura sebagai Akibat dari Pembangunan Suramadu

Menjelang detik – detik peresmian jembatan Suramadu (Surabaya-Madura), seperti menjelang detik – detik ijab qabul pasangan suami istri. Setelahnya, akan ada kehidupan baru bagi kedua pasangan, Surabaya dan Madura, yang dipersatukan oleh jembatan Suramadu. Kehidupan baru ini, memicu adanya perubahan sosial yang pasti terjadi, khususnya di sekitar jalur jembatan Suramadu. Perubahan sosial yang muncul dipastikan akan mempengaruhi banyak aspek – aspek kehidupan masyarakat sekitar jembatan Suramadu, khususnya Masyarakat Madura sebagai objeknya. 

Tentu saja disini perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Madura bukan merupakan sebuah hasil atau produk tetapi merupakan sebuah proses. Perubahan sosial ini merupakan sebuah keputusan bersama yang diambil oleh anggota masyarakat Madura sebagai reaksi adanya perubahan teknis kewilayahan akibat dari pembangunan jembatan Suramadu.

Kurt Lewin yang dikenal sebagai bapak manajemen perubahan, mengenalkan konsep yang dikenal dengan model force-field yang diklasifikasi sebagai model power-based karena menekankan kekuatan-kekuatan penekanan. Menurutnya, perubahan terjadi karena munculnya tekanan-tekanan terhadap kelompok, individu, atau organisasi. Ia berkesimpulan bahwa kekuatan tekanan (driving forces) akan berhadapan dengan penolakan (resistences) untuk berubah. Sama halnya dengan yang sedang dihadapi masyarakat Madura yang mendapat tekanan, yaitu tekanan menghadapi fakta keberadaan Suramadu yang sangat disadari akan membawa banyak pengaruh pada kehidupan sosial masyarakat Madura sendiri. Namun, masyarakat Madura menanggapi driving forces sebagai pengaruh positif yang dapat dimanfaatkan untuk perubahan sosial ke arah positif pula. Masyarakat Madura justru mereduksi resistences to change, dengan menemukan peluang perbaikan ekonomi, peningkatan kualitas pendidikan, dan peningkatan pelayanan kesehatan. Dengan adanya Suramadu diharapkan mampu mentransfer pola – pola kehidupan sosial penduduk Surabaya sebagai servis baru dalam pola kehidupan masayarakat Madura.

Dalam sebuah master plan yang dirancang untuk kedua wilayah jalur Suramadu, tergambar perubahan model tata ruang wilayah yang sangat signifikan. Digambarkan bahwa di kedua wilayah berubah menjadi pusat kehidupan dari wilayahmasing- masing, dengan jalan utama dan bangunan – bangunan utama yang menunjang segala kebutuhan dua wilayah tersebut. Gambar ini menunjukkan adanya reaksi terhadap perubahan sosial. Dalam hal ini perubahan sosial tidak muncul dengan sendirinya, melainkan memang direncanakan.

Masyarakat Madura menyadari sepenuhnya bahwa akan ada perubahan sosial, sehingga, diluar keterkaitan dengan master plan yang dimaksudkan, masyarakat madura juga telah merencanakan sendiri perubahan sosial tersebut. Masyarakat mulai mencari peluang dan menemukan kesempatan – kesempatan untuk memperbarui pola – pola kehidupan. Terlihat setelah diresmikannya Jembatan Suramadu, masyarakat berbondong – bondong membuka lapangan penghasilan disekitar jembatan Suramadu. Mengarah masuk ke Kota Bangkalan, juga mulai mucul berbagai fasilitas kemasyarakatan yang dibangun sebagai bentuk penerimaan terhadap adanya orang – orang baru dan investor yang nantinya akan mendatangi Madura. Telah muncul gerai fastfood, pasar induk yang diimplementasikan dari bentuk mall, cafe, dan bangunan – bangunan lain yang mengidentifikasikan kehidupan perkotaan seperti di Surabaya. Seiring berjalannya waktu, masyarakat Madura akan banyak meniru pola kehidupan sosial masyarakat Surabaya, sebagai bentuk transfer, yang kini telah mudah, yaitu melalui Jembatan Suramadu.

Asumsi masyarakat adalah bahwa dengan adanya Jembatan suramadu tidak sekedar menghubungkan, melainkan telah menyatukan antara Surabaya dengan Madura. Sehingga sesuatu yang satu itu adalah sama. Masyarakat Madura yang notabene secara kultural maupun bahasa sangat berbeda dengan masyarakat Surabaya, nantinya akan menjalani proses perubahan sosial untuk menyamakan diri dengan masyarakat Surabaya, sebagai suatu hal yang satu. Mengapa bukan sebaliknya? Tentu kita menyadari, bahwa perubahan selalu terkait dengan arah yang positif dan maju, sehingga yang berubah itu adalah dari yang tradisional menuju modernisasi. 

Menurut Max Weber dalam Berger (2004), bahwa, tindakan sosial atau aksi sosial (social action) tidak bisa dipisahkan dari proses berpikir rasional dan tujuan yang akan dicapai oleh pelaku. Perubahan sosial yang diupayakan masyarakat Madura, diharapkan mengarah kepada arah yang positif, yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan sosial. Peningkatan kualitas perekonomian, perbaikan mutu pendidikan, kelengkapan fasilitas kehidupan, serta kelayakan berkehidupan menjadi harapan yang digantungkan pada pemanfaatan jembatan Suramadu. Sudah barang tentu, perubahan sosial ini nantinya akan menyebabkan perubahan kultural, bahasa, dan moralitas. 

Perubahan tersebut tidak selalu mengarah kepada hal yang positif sebagaimana yang diharapkan, sekalipun telah direncanakan. Khususnya perubahan moralitas, mengikuti modernisasi, dimana masyarakat modern Surabaya telah sangat dipengaruhi oleh modernisasi Barat. Perilaku – perilaku Barat telah menjadi tolak ukur, sekalipun banyak yang bertentangan dengan nilai ke-Timuran. Sehingga yang menjadi tantangan terberat bagi masyarakat Madura adalah bagaimana nantinya mengambil sari – sari kehidupan masyarakat Surabaya tanpa menghilangkan nilai moralitas dan kultural masyarakat Madura itu sendiri. Masyarakat Madura sebagai masyarakat yang agamis harus tetap menjaga nilai – nilai yang telah melekat, sekalipun nantinya perubahan telah benar – benar terjadi pada masyarakat Madura Pasca tejadinya transfer kehidupan sosial dari Surabaya menuju Madura melalui Jembatan Suramadu. Semoga Madura semakin maju dan modern. (UTM; 2009)


 Artikel ini mengantarkanku terpilih sebagai Asisten Dosen dalam seleksi bersama dua peserta lainnya, pada semester ketiga kuliahku..

coverku

Pemulihan Kesehatan Jiwa Pasien di Lembaga Rehabilitasi Narkoba/Napza Melalui Komunikasi Terapeutik





PROPOSAL SEMINAR

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya
Universitas Trunojoyo
untuk Ujian Proposal




Oleh:

Yuliana Setia Rahayu
08.05.311.00037






JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO BANGKALAN
MADURA
2011

cerita

dulunya Q pny blog kecil bernama kupu2 biru.. tampilannya cantik.. tapi Q lebih suka blog buatan sahabatku ini.. lebih cantik.. terimaksih ya...

kupu-kupu biru kesukaanku

Kenapa blog ini bernama kupu2biru?

Bukan karena sekedar aku suka kupu-kupu dan warna biru, tapi karena pesan-pesan dan anugrah yang ada pada setiap wujudnya.

Kupu-kupu, siapapun pasti suka. Yang tidak, pasti karena phobia. Kupu-kupu, terlahir dari metamorfosa yang indah penuh keagungan. Dari seekor ulat menggelikan yang bertransformasi menjadi kepompong. Kenapa kepompong? Karena saat itu ia membalut dan menutup dirinya, untuk berhias dibaliknya, sedang bersiap-siap. Sedang berdaya dan upaya, untuk kembali menatap dunia, membawakan warna-warna untuk ditaburkan di atas setiap hati yang memandang. Saat kepakan sayapnya mengibas udara, saat itulah, warna-warna kebaikan yang cerah disemaikan...
Lalu ketika hinggap diatas makhluk indah bernama bunga, ia ciptakan kehidupan dengan memakan yang baik dari-Nya dan ia tinggalkan yang baik pula kebaikan untuk peradaban di masa depan.
Itulah kupu-kupu yang selalu melapisi langit dengan kebebasan yang tak terbelenggu, yang mengatakan pada jagad "Akulah keindahan Allah yang tercipta untukmu"

what about biru?
Bukan sekedar warna ia diciptakan. Setiap pancarannya adalah keindahan. Setiap biasnya adalah kedewasaan. Dan setiap pantulannya adalah kasih sayang.
Biru adalah lambang jiwa-jiwa manusia yang mandiri dan tegar. Yang penuh kegigihan dalam kelembutan, berisi wibawa dalam bijak, menyandingkan keberanian dengan tanggung jawab, menghias bijaksana dengan keanggunan, menyatukan ramai dengan kedamaian.
Bukan gadis-gadis manja yang mengusungnya, melainkan jiwa-jiwa yang tidak mau berputus asa yang mengagumi setiap detail keindahan biru. Ialah warna yang merona dalam hati yang ingin beranjak menapak asa indah di masa depan.
Birulah warna yang akan selalu terlihat di langit dan bumi.

Kupu-kupu Biru, keindahan Allah yang tercipta untukmu yang akan selalu terlihat di langit dan bumi.

2007

Tulisan pertama di blog terdahulu (blog pecinta kupu-kupu berwarna biru); www.kupu2biru.multiply.com

Apa arti sahabat?

Kenapa di dunia ini harus ada makhluk bernama sahabat?
Siapa yang membentuk kata untuk makhluk ini?
Dan mengapa dia menjadi makhluk yang istimewa di hati setiap insan?
Bodoh atau tidak, benar atau salah, kekanakan, atau apalah, akupun mengistimewakan orang-orang tertentu untuk kupanggil sahabat. Sadar atau tidak, ‘dia’ selalu kuperlakukan berbeda dari yang lain. Aku menganggap ‘dia’ adalah separuh hidupku, setengah jiwaku, setengah dari diriku. 
Aku akan berusaha ada untuknya, dan dengan segenap hati mengistimewakannya. Dengan sikap yang baik, dengan sayang yang tulus, dengan kasih yang utuh, dan dengan cinta sepenuh hati. 
Believe or not, akupun akan menangis merindukan bila tidak bertemu, tersenyum terkulum bila mengenang kebersamaaan yang indah, atau murung bersedih bila merasa diduakan. Seperti itulah perlakuan seorang diriku kepada sosok yang kusebut sahabat itu.
Tapi sebenarnya, layak atau tidakkah panggilan tulus itu disampirkan di bahu manusia yang bahkan tak peduli siapa aku. Oh, tentu jawabannya adalah tidak!! Dan bagiku, sosok itu harus dihapus dari daftar keistimewaan yang telah kubuat.
Dan selamanya, aku tak lagi butuh sahabat di dunia ini. Karena sahabat hanya membatasi ribuan cinta yang ingin aku sampaikan. Sahabat hanya menutup diriku dan memisahkanku jauh, dari hidup bahagia yang bisa kutempuh tanpanya. Biarkan aku tidak kecewa tanpa ikatan persahabatan ini.
Biarkan semua yang kucintai, kumiliki dalam kisah ukhuwah antara hatiku yang menyayangi mereka dan mereka yang menyayangiku. Mereka akan menjadi bagian hidupku dalam ukhuwah penuh cinta.. 
It’s all coz Allah swt.

April 2006

Tulisan ngambek anak sekolahan, ditinggalin sahabatnya.
Indahnya mengenang ini, karya anak sekolahan..

my name..

Yang unik dan menarik
Undang hati tuk berbisik
Lantunkan bait dalam jutaan lirik
Impikan dirimu walau kurasa itu sulit

Seruni malam pun tak terusik
Elegi dua hati yang mulai tertarik
Tiada kata yang cukup kukutip
Indah dalam lukisan sang Malik
Akankah kasihmu bergemericik..?

Raih kasihku bersama bintang di langit
Akankah kau menunggu..
Hanyutkan rindu dalam kalbu yang membiru
Aku hanya pasrah menanti waktu
Yang lama,, 'tuk jumpa dirimu
Usung janji ribuan tahun yang lalu

2009
Indahnya kenangan itu...
Romansa SMA

contoh questioner - ROP

Questioner ini digunakan untuk mengetahui opini Mahasiswa Ilmu Komunikasi terhadap kegiatan Belajar Mengajar di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Trunojoyo
Periode 2010-2011 serta sebagai evaluasi bersama

Nama:…………………………………………… NPM:……………………………………
Jawablah seluruh pertanyaaan di bawah ini dengan sungguh-sungguh.. (lingkari jawaban anda)

1. Berapakah usia anda? ……..

2. Anda berada di semester ….
1. II (dua) 2. IV (empat) 3. VI (enam) 4. VIII (delapan) 8.Lainnya…(sebutkan)

3. Anda berjenis Kelamin……..
1. Laki-laki 2. Perempuan

4. Anda ada di konsentrasi komunikasi…..
1. Politik 2. Bisnis 

5. Daerah asal anda ……
1. Madura 2. Luar Madura

6. Apakah anda mengenal dosen ilmu komunikasi?
1. Seluruhnya 2. Sebagian 8. Tidak sama sekali

7. Berapa banyak dosen yang anda kenal?
1. 1 5. 5 9. 9 13. 13
2. 2 6. 6 10. 10 14. 14
3. 3 7. 7 11. 11 15. 15
4. 4 8. 8 12. 12 16. 16

Soal 8-39 [beri centang pada kolom yang Anda pilih (v)]

Kenalkah Anda dengan nama-nama dosen jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Trunojoyo di bawah ini?

No. Nama Kenal(1) Tidak Kenal(2)
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.

Sukakah anda terhadap dosen jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Trunojoyo di bawah ini?

No. Nama Suka (1) Tidak Suka (2)
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.

40. Menurut Anda, bagaimanakah proses belajar Mengajar di Jurusan Ilmu Komunikasi?
1. Sangat Baik 2. Baik 3. Buruk 4. Sangat Buruk 8. Lainnya……………

41. Apakah pembelajaran bapak/ibu dosen mudah dipahami oleh mahasiswa?
1. Mudah dipahami 2. Sulit dipahami 3. Tidak sama sekali 8. Lainnya……………

42. Metode pembelajaran apa yang paling sering digunakan oleh bapak/ibu dosen dalam kelas?
1. Presentasi Mahasiswa 4. Hanya memutar Slide
2. Diskusi 5. Praktek Lapangan
3. Menerangkan 8. Lainnya ………………..

43. Metode pembelajaran apa yang paling Anda sukai?
1. Presentasi Mahasiswa 4. Hanya memutar Slide
2. Diskusi 5. Praktek Lapangan
3. Menerangkan 8. Lainnya ………………..

44. Metode pembelajaran apa yang paling TIDAK Anda sukai?
1. Presentasi Mahasiswa 4. Hanya memutar Slide
2. Diskusi 5. Praktek Lapangan
3. Menerangkan 8. Lainnya ………………..

45. Apakah bapak/ibu dosen sering datang terlambat ke kelas?
1. Ya 2. Tidak 3. Kadang-kadang 8. Jarang

Soal no 46 - 61[beri centang pada kolom yang anda pilih (v)]

Apakah dosen di bawah ini datang terlambat?
No. Nama Sering (1) Kadang-kadang (2) Jarang (3) Tidak Pernah (8)
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.

62. Apakah Anda mengingat materi yang diterangkan oleh bapak/ibu dosen pada semester sebelumnya?
1. Sangat Mengingat 2. Cukup Mengingat 3. Sedikit Mengingat 8. Lupa sama sekali

63. Apakah Anda mengingat materi yang diterangkan oleh bapak/ibu dosen pada semester ini?
1. Sangat Mengingat 2. Cukup Mengingat 3. Sedikit Mengingat 8. Lupa sama sekali

64. Apakah Anda suka dengan sistem penilaian yang diterapkan bapak/ibu dosen?
1. Sangat Suka 2. Cukup suka 3. Sedikit suka 8. Tidak sama sekali

65. Apakah Anda puas dengan nilai yang diberikan oleh bapak/ ibu dosen?
1. Sangat Puas 2. Cukup Puas 3. Sedikit Puas 8. Tidak sama sekali

66. Apakah menurut Anda bapak/ibu dosen bersifat terbuka terhadap nilai yang di peroleh oleh siswanya? (mencakup nilai keseharian, UTS, UAS)
1. Sangat terbuka 2. Cukup terbuka 3. Sedikit terbuka 8. Tidak sama sekali

67. Apakah Anda mengetahui keberadaan Laboratorium komunikasi?
1. Tahu 2. Tidak tahu

68. Apa Anda mengenal seluruh ruangan Lab. Komunikasi?
1. Seluruhnya 2. Sebagian 8. Tidak sama sekali

69. Apa Anda mengenal seluruh peralatan dalam dalam lab.komunikasi?
1. Seluruhnya 2. Sebagian 8. Tidak sama sekali

70. Pernahkah Anda diperkenalkan pada alat-alat dalam Lab.komunikasi?
1. Pernah seluruhnya 2. Pernah sebagian 8. Tidak sama sekali

71. Apakah Anda menggunakan alat-alat dalam Lab.komunikasi ?
1. Sangat sering 2. Kadang-kadang 3. Jarang 8. Tidak sama sekali

72. Kapan anda menggunakan alat-alat Lab.komunikasi ?
1. Dalam perkuliahan 2. Dalam kegiatan 8.Lainnya.....

73. Menurut anda sudah lengkapkah peralatan yang dipunyai oleh Lab.komunikasi?
1. Ya lengkap 2. Tidak lengkap 3. Kurang lengkap 8. Tidak sama sekali

74. Menurut anda penggunaan Lab.komunikasi mendukung perkuliahan atau tidak?
1. Sangat mendukung 2. Cukup mendukung 3. Kurang 8. Tidak sama sekali

75. Tahukah anda tentang keberadaan Ruang Baca Jurusan Ilmu Komunikasi?
1. Tahu 2. Tidak tahu

76. Pernahkah anda berkunjung ke Ruang Baca Jurusan Ilmu Komunikasi?
1. Sering 2. Kadang-kadang 3. Jarang 8. Tidak pernah

77. Pernahkah anda meminjam buku di Ruang Baca Jurusan Ilmu Komunikasi?
1. Sering 2. Kadang-kadang 3. Jarang 8. Tidak pernah

78. Apakah menurut anda ruang baca tersebut mendukung perkuliahan anda?
1. Sangat mendukung 2. Cukup mendukung 3. Kurang 8. Tidak sama sekali

79. Apakah Anda tahu Ruang Kuliah yang dimilikui Jurusan Ilmu Komunikasi?
1. Tahu 2. Tidak tahu

80. Apakah ruang kuliah yang dimiliki jurusan ilmu komunikasi mendukung perkuliahan Anda?
1. Sangat mendukung 2. Cukup mendukung 3. Kurang 8. Tidak sama sekali

81. Menurut anda, apakah mata kuliah di jurusan ilmu komunikasi memenuhi kebutuhan pengetahuan Anda?
1. Sangat memenuhi 2. Cukup memenuhi 3. Kurang memenuhi 8. Tidak sama sekali

82. Apakah perlu penambahan mata kuliah di jurusan ilmu komunikasi?
1. Perlu (sebutkan) …………........................ 2. Tidak perlu

83. Apakah Anda mengikuti seluruh perkuliahaan di mata kuliah yang anda ambil?
1. Selalu 2. Kadang-kadang 3. Jarang 8. Tidak sama sekali

84. Apakah Anda pernah membolos/tidak mengikuti perkuliahan?
1. Sering 2. Kadang-kadang 3. Jarang 8. Tidak sama sekali

85. Mengapa Anda membolos/ tidak mengikuti perkuliahan?
1. Ikut kegiatan Ekstra/UKM/UKMF 2. Sakit 3. Terlambat
4. Malas 5. Dosen tidak menyenangkan 8. Lainnya…………..

86. Apakah Anda selalu mengerjakan tugas dari dosen Anda?
1. Selalu 2. Kadang-kadang 3. Jarang 8. Tidak sama sekali

87. Mengapa Anda tidak mengerjakan tugas? (lewati jika Anda selalu mengerjakan tugas)
1. Sibuk berkegiatan Ekstra/UKM/UKMF 2. Sakit 3. Tugas terlalu sulit
4. Malas 5. Dosen tidak menyenangkan 8. Lainnya…………..

88. Pernahkah Anda terlambat datang ke kelas?
1. Sering 2. Kadang-kadang 3. Jarang 8. Tidak sama sekali

89. Mengapa Anda datang terlambat ke kelas?
1. Sibuk berkegiatan Ekstra/UKM/UKMF 2. Sakit 3. Terlalu pagi/kesiangan
4. Malas 5. Dosen tidak menyenangkan 8. Lainnya…………..

90. Ketika mengerjakan tugas, apa sumber pemikiran anda?
1. Catatan dari dosen 2. Buku 3. Internet
4.Hasil diskusi dengan teman 5. Pemikiran sendiri 8. Lainnya…………..

91. Apakah Anda mengerjakan tugas perkuliahan Anda dengan sungguh-sungguh?
1. Selalu 2. Kadang-kadang 3. Jarang 8. Tidak sama sekali

92. Apakah Anda mengikuti perkuliahan Anda dengan sungguh-sungguh?
1. Selalu 2. Kadang-kadang 3. Jarang 8. Tidak sama sekali

Silahkan mengopinikan pendapat Anda mengenai kegiatan Belajar Mengajar di Jurusan Ilmu Komunikasi (jika belum tercantum dalam pertanyaan) ………………………………………………………………….