Minggu, 01 Januari 2012

MENDENGARKAN DALAM KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI


Mendengarkan merupakan aktivitas komunikasi yang sangat penting karena sangat mempengaruhi berlangsungnya komunikasi. Untuk mengukur pentingnya mendengarkan terlihat dari tujuan mendengarkan dan manfaat yang dapat diproleh dari mendengarkan. Mendengarkan yang efektif adalah yang menerima pesan secara utuh dan kemudian meberikan feedback yang sesuai dengan pesan yang disampaikan. Untuk menjadi pendengar yang baik, perlu adnya langkah – langkah berikut.

Proses Mendengarkan
1.      Menerima
Mendengarkan diawali dengan menerima pesan dari pengirim pesan (komunikator). pesan tersebut bisa verbal, maupun nonverbal yang terdiri dari bahasa  isyarat, ekspresi wajah, dan keragaman dalam intonasi. Di bagian ini, kita tidak hanya mencatat pesan baik verbal maupun nonverbal yang disampaikan oleh komunikator, tetapi juga hal – hal yang berhubungan dengan komunikator, misalnya latar belakang dan karakter komunikator. Dalam menerima pesan diberlukan adanya:
a.       Perhatian penuh kepada pengirim pesan, hal apa saja yang disampaikan, maupun yang tidak disampaikan.
b.      Lingkungan yang memadai atau sesuai.
c.       Perhatian penuh kepada pengirim pesan sehingga apa yang akan kita sampaikan selanjutnya sesuai dengan topic bahasan.
d.      Pengutamaan komunikan sebagai pendengar dan hindari interupsi.

2.      Memahami
Adalah bagian dimana komunikan berusaha mengerti dan mendalami apa yang disampaikan komunikator, baik pikiran maupun intonasi penyampaian pesan yang mewakili emosi.
Dalam memahami, perlu adanya:
a.       Menghubungkan informasi terbaru dari komunikator dengan apa yang terjadi saat ini di lapangan (fakta).
b.      Memahami pesan komunikator dari inti pesan yang disampaikan. Hindari menyimpulkan pesan sebelum komunikator selesai menyampaikan seluruh pesannya.
c.       Pertanyaan untuk menklarifikasi. Jika memungkinkan, tanyakan contoh real (nyata) dari penjelasan atau pesan yang disampaikan komunikator.
d.      Mengubah kalimat komunikator menjadi kalimat sendiri yang lebih mudah dipahami.

3.      Mengingat
Dalam mendengarkan diperlukan adanya ingatan, untuk mengingat pesan yang telah disampaikan. Ingatan berguna dalam melakukan komunikasi agar yang disampaikan sesuai, tidak keliru, maupun rancu. Ingatan misalnya untuk mengingat nomor telepon, alamat rumah, nama, janji temu, atau arah.
Dalam mengingat perlu adanya:
a.       Identifikasi sumber ide dan referensi yang mendukung
b.      Ringkasan pesan yang mudah  diingat. Namun perlu kehati – hatian dalam meringkas, jangan sampai menghilangkan detail/inti pesan atau bagian – bagian lain yang penting.
c.       Pengulangan nama dan kata kunci untuk mengingatkan diri sendiri, bila memungkinkan, dengan suara yang keras.

4.      Mengevaluasi
Evaluasi terdiri dari pengambilan kesimpulan. Kadang - kadang kita mencoba mengevaluasi niat atau motif dari komunikator. Seringkali evaluasi ini terjadi dalam keadaan tidak sadar atau muncul secara alami dalam bentuk kritik atau analisis. Evaluasi merupakan upaya untuk menyamakan pesan dengan realita dan fakta yang terjadi.
Dalam mengevaluasi, cobalah untuk:
  1. Memberikan evaluasi ketika telah benar – benar memahami inti pesan yang disampaikan.
  2. Asumsikan komunikator sebagai orang yang berniat baik dan berikan pula sikap baik ketika meminta klarifikasi tentang hal – hal yang ingin kita ketahui lebih detail.
  3. Bedakan fakta dari kesimpulan, opini, dan interpretasi dari individu komunikator.
  4. Temukan segala bentuk kecurigaan, hal – hal yang menarik, atau anggapan yang membuat komunikator terkesan tidak fair terhadap apa yang disampaikan.
5.      Merespon
Merespon terdiri dari dua macam. Yang pertama adalah respon yang diberikan ketika komunikator sedang menyampaikan pesan. Dan yang kedua adalah respon yang diberikan setelah menyampaikan keseluruhan pesan. Respon merupakan feedback, dimana komunikan mengirimkan kembali pesan kepada komunikator. Informasi yang dikirim kembali adalah respon mengenai perasaan dan pikiran tentang pesan yang telah disampaikan. Respon merupakan salah satu bukti yang diinginkan komunikator bahwa pesannya telahj sampai dan didengarkan.
Dalam merespon, cobalah untuk:
  1. berikan feedback yang sesuai dengan isi pesan. Berikan kesan bahwa kita mendengarkan dengan memberi respon yang singkat sekalipun. Ini akan membuat kita tidak hanya menjadi pendengar melainkan juga pengendali komunikasi tersebut.
  2. Berikan ekspresi yang mendukung
  3. Berusaha jujur, karena yang diinginkan komunikator adalah ekspresi dan feedback yang apa adanya.
  4. Ketika memberikan respon, usahakan respon adalah segala bentuk feedback yang keluar dari diri sendiri, bukan respon yang ideal.

Mendengarkan, Budaya, dan Jenis Kelamin
Mendengarkan adalah pekerjaan yang tidak mudah karena banyak latar yang berbeda dalam system komunikasio antara komunikator dan pendengarnya. Masing – masing individu memiliki pengalaman yang berbeda, yang berarti membedakan pula cara berkomunikasi dari masing – masing individu. Ketika komonikator dan komunikan berasal dari budaya yang berbeda, atau berbeda dalam hal jenis kelamin, maka reaksi alami yang terjadi akan sangat menonjol.

Budaya dan Mendengarkan
Ketika berada dalam budaya yang berbeda perlu diperhatikan bahasa, cara berkomunikasi secara nonverbal, style, sejarah dengan realita, kepercayaan, dan feedback. Hal – hal tersebut akan memberikan pandangan mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi komunikasi dan mendengarkan.
Suara dan Bahasa. Apabila komunikator dan komunikan berbicara dalam bahasa yang sama, pembicaraan belum tentu satu makna dan sama logatnya. Tidak ada dua orang yang berkomunikasi yang benar – benar sama dalam berbagai hal karena masing – masing individu memilki pengalaman dan latar belakang yang berbeda – beda.

Perbedaan Peilaku Nonverbal. Komunikator dan komunikan yang berasal dari budaya yang berbeda memiliki norma - norma yang berbeda. Perilaku nonverbal akan selaras dengan norma budaya yang mengikat. Jika perbedan yang ada sangat mencolok dan sangat jauh dari dasar pesan yang disampaikan, kita harus melihatnya sebagai adanya pengaruh orang lain atau mungkin dianggap sebagai pesan yang kontradiktif.

Kepercayaan. Kepercayaan atau keyakinan seseorang akan berbeda dari satu budaya dengan budaya yang lainnya. Misalnya: di beberapa kebudayaan, pendidikan dianggap sangat penting, dan memilih guru yang berkualitas secara intelektual bagi anak – anak mereka adalah sebuah keharusan. Tapi di budaya yang berbeda ada klaim bahwa guru yang cocok adalah yang bermoral dan agamis. Perbedaan ini adalah bentuk adanya ragam budaya yang harus dipelajari untuk memudahkan kita berkomunikasi atau memahami segala bentuk pesan yang disampaikan oleh komunikator dengan latar sosio budaya yang berbeda.

Jenis Kelamin dan Mendengarkan
Laki – laki dan perempuan memilki tipe mendengarkan yang berbeda, juga dengan bahasa verbal maupun nonverbal yang berbeda. Perempuan umumnya membangun sebuah hubungan dan menetapkan sebuah pertemanan kemudian saling berkomunikasi dengan menjadi pendengar setia hingga akhir pembicaraan. Sedangkan laki – laki hanya menunjukkan keahlian, menekanken hal – hal yang dimaksud, dan mendominasi sebuah komunikasi.
Laki – laki dan perempuan menunjukkan cara mendengarkan yang berbeda. Perempuan ketika mendengarkan biasanya memberikan respon langsung ketika sedang terjadi komunikasi dengan berkata “ya” atau “hu-uh” menganggung setuju atau tersenyum. Sedangkan laki – laki lebih sering mendengarkan dengan diam, tanpa memberikan isyarat apaun sebagai bentuk feedback. Perempuan berusaha menunjukkan dirinya sebagai seorang pendengar, sedangkan laki – laki hanya menggunakan isyarat bahwa ia mendengarkan.
Namun, tidak ada bukti yang mengatakan bahwa perbedaan antara kedua jenis kelamin tersebut memilki arti atau motif tersendiri. Dengan sikap dan feedbac yang berbeda sekalipun tetap memberikan arti yang sama dalam komunikasi, sehingga terjadinya komunikasi tetap efektif.
Mendengarkan yang Efektif
Partisipatif dan mendengarkan yang pasif
Kunci agar mendengarkan menjadi efektif  dalam komunikasi interpersonal adalah dengan menjadi pendengar yang aktif. Sebagai pendengar, partisipasi dalam interaksi komunikasi sama halnya dengan memposisikan diri sebagai partner bagi komunikator, yaitu sebagai orang yang secara emosional dan intelektual terlibat dalam komunikasi yang  satu makna (memilki sudut pandang yang sama).
Partisipasi yang efektif adalah yang ekspresif. Secar nonverbal bisa dilakukan dengan adanya kontak mata, mefokuskan perhatian kepada komunikator daripada ke objek – objek yang lain. Sedangkan mendengarkan secara pasif adalah mendengarkan tanpa mengucapkan kata atau mengarahkan komunikator ke arah pembicaraan tertentu.

Empati dan Objektif
            Jika ingin memahami apa yang dimaksud dan apa yang dirasakan oleh seseorang, kita harus mendengarkan dengan rasa empati:, bersama dengan mereka, melihat dari sudut pandang yang sama, merasakan apa yang mereka rasakan. Rasa empati sangat baik di segala situasi, terlebih di tempat dan situasi yang tepat secara obyektif. Mendengarkan sebuah permasalahan haruslah dengan empati dan sudut pandang yang benar – benar objektif, tidak memihak ataupun subjektif.

Tidak Menghakimi dan Kritis

Ramah dan mendalami sebagai pendengar

sebagian terjemahan dari buku KAP dengan English Text






Tidak ada komentar:

Posting Komentar