Minggu, 01 Januari 2012

Tugas Analisis Wirausaha


            Tantangan pembangunan yang dialami saat ini terutama adalah tantangan kesempatan kerja atau usaha bagi penduduk yang terus meningkat. Jutaan orang atau pemuda memerlukan kerja sementara lapangan kerja formal yang baru relative lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang ada. Bahkan sebagian lowongan kerja yang ada tidak dapat terisi oleh mereka yang mencari pekerjaan karena tidak memenuhi persyaratan atau kualifikasi yang diminta. Sebagian besar tenaga kerja tersebut memang berpendidikan rendah dan tidak memiliki keterampilan khusus. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika mereka kemudin mencari dan berusaha sendiri dalam berbagai usaha kecil. Karena usaha mereka umumnya tidak menentu dan tidak terdaftar secara resmi, maka usaha mereka sering disebut usaha informal.  Contoh usaha tersebut adalah seperti studi kasus yang akan dipaparkan di bawah ini.
            Pak Sa’i dan lampu hemat energi. Seorang warga yang hanya selesai mengenyam pendidikan SMP ini hanyalah warga biasa yang tak pernah sekolah tentang listrik. Namun, kesabaran, keuletan dan kekreatifannya membuhkan hasil. Limbah sampah yang siap dibuang bisa dimanfaatkannya menjadi barang baru yang berdaya guna. Warga pamekasan ini mampu mendulang rupiah dari keterampilannya membuat ribuan lampu hemat tenaga listrik. Pada awal ’90, pak Sa’I berhasil merangkai sebuah lampu komponen hemat daya listrik. Sejak itu teruslah dia kembangkan keterampilannya ini hingga sekarang mampu membeli tanah dan membangun rumah tinggal dan tempat usahanya.
            Usaha membuat lampu hemat daya listrik inipun mulai dilirik konsumen. Sampah – sampah elektonik yang dikumpulkan pak Sa’i dan telah diolahnya menjadi barang berguna ini terus maju hingga tahun 1997. Konsumen pak Sa’i pun merambah tidak hanya di Pamekasan, melainkan di Banyuwangi, Bondowoso, Jember dan Probolinggo. Di masing – masing daerah ia telah menempatkan distributornya. Usaha ini mulai sedikit menurun ketika krisis moneter melanda pada tahun 1998. Sejak itu kondisi usahanya semakin parah, ditambah sejak masuknya lampu hemat impor dari Cina. Meski dirasa menurun, pak Sa’i terus berproduksi dengan mencoba memberikan pelayanan lebih, disertai dengan harapan adanya kebijakan pemerintah untuk mengurangi impor yang menjadi saingan dalam usahanya.

Analisis :
            Kegiatan yang dilakukan oleh pak Sa’i tergolong dalam kegiatan wirausaha. Minoritas. Ada kemungkinan untuk semakin berkembang atau bahkan berhenti sama sekali. Yang dialami pak Sa’i pada mulanya adalah usaha yang berkembang pesat kian harinya. Namun karena perubahan dinamika pemerintahan, usaha pak Sa’i mengalami kemunduran. Ada kemungkinan apabila keterpurukan yang dialami usahanya semakin meningkat, usahanya akan berakhir.   
            Usaha pak Sa’i tergolong usaha informal. Usahanya awalnya adalah usaha yang tidak terstruktur dan tidak direncanakan. Pengembangannya juga merupakan pengembangan siuasional yang mengandalkan pada nasib. Tapi, usaha pak Sa’i ini merupakan hasil dari jiwa inofatif, kreatif, dan  analitif. Selain mengandalkan keterampilan, kemampuan melihat peluang adalah bukti bahwa ada jiwa wirausaha dalam diri pak Sa’i. Semasa usahanya mampu menaikkan taraf hidup, pak Sa’i berusaha ntuk melebarkan sayap. Pun ketika krisis moneter melanda, pak Sa’i terus melakukan upaya untuk mempertahankan usahanya. 

Kelemahan usaha yang ia rintis diantaranya:
  1. Kurangnya stabilitator dari pemerintah, sehingga usahanya kalah saing dengan produk impor.
  2. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penggunaan produk lokal

Bentuk – bentuk upaya yang dapat dilakukan, diantaranya perlu:
  1. Kesadaran pemerintah untuk membatasi impor produk asing dan memberdayakan usaha kecil seperti milik pak Sa’i agar mampu bersaing di pasaran
  2.  Kesadaran pemerintah untuk memberikan wacana kepada masyarakat akan pentingnya penggunaan produk lokal dan mengurangi konsumsi produk asing. Perlu adanya wacana yang memberitakan untung dan rugi penggunaan produk asing.
  3. Pengembangan usaha dari pak Sa’i dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas hasil produksi. Perlu juga menambah wawasan dalam diri pak Sa’i agar lebih mampu mengenal dunia usaha dan mengantisipasi segala resikonya.
  4. Peningkatan manajemen dalam usahanya. Penambahan relasi, penambahan pangsa pasar, peningkatan kualitas, dan perencanaan usaha
  Memenuhi Tugas di mata kuliah Kewirausahaan

1 komentar: