Tantangan
pembangunan yang dialami saat ini terutama adalah tantangan kesempatan kerja
atau usaha bagi penduduk yang terus meningkat. Jutaan orang atau pemuda
memerlukan kerja sementara lapangan kerja formal yang baru relative lebih
sedikit dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang ada. Bahkan sebagian
lowongan kerja yang ada tidak dapat terisi oleh mereka yang mencari pekerjaan
karena tidak memenuhi persyaratan atau kualifikasi yang diminta. Sebagian besar
tenaga kerja tersebut memang berpendidikan rendah dan tidak memiliki
keterampilan khusus. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika mereka kemudin
mencari dan berusaha sendiri dalam berbagai usaha kecil. Karena usaha mereka
umumnya tidak menentu dan tidak terdaftar secara resmi, maka usaha mereka sering
disebut usaha informal. Contoh usaha
tersebut adalah seperti studi kasus yang akan dipaparkan di bawah ini.
Pak
Sa’i dan lampu hemat energi. Seorang warga yang hanya selesai mengenyam
pendidikan SMP ini hanyalah warga biasa yang tak pernah sekolah tentang
listrik. Namun, kesabaran, keuletan dan kekreatifannya membuhkan hasil. Limbah
sampah yang siap dibuang bisa dimanfaatkannya menjadi barang baru yang berdaya
guna. Warga pamekasan ini mampu mendulang rupiah dari keterampilannya membuat
ribuan lampu hemat tenaga listrik. Pada awal ’90, pak Sa’I berhasil merangkai
sebuah lampu komponen hemat daya listrik. Sejak itu teruslah dia kembangkan
keterampilannya ini hingga sekarang mampu membeli tanah dan membangun rumah
tinggal dan tempat usahanya.
Usaha
membuat lampu hemat daya listrik inipun mulai dilirik konsumen. Sampah – sampah
elektonik yang dikumpulkan pak Sa’i dan telah diolahnya menjadi barang berguna
ini terus maju hingga tahun 1997. Konsumen pak Sa’i pun merambah tidak hanya di
Pamekasan, melainkan di Banyuwangi, Bondowoso, Jember dan Probolinggo. Di
masing – masing daerah ia telah menempatkan distributornya. Usaha ini mulai
sedikit menurun ketika krisis moneter melanda pada tahun 1998. Sejak itu
kondisi usahanya semakin parah, ditambah sejak masuknya lampu hemat impor dari
Cina. Meski dirasa menurun, pak Sa’i terus berproduksi dengan mencoba
memberikan pelayanan lebih, disertai dengan harapan adanya kebijakan pemerintah
untuk mengurangi impor yang menjadi saingan dalam usahanya.
Analisis :
Kegiatan
yang dilakukan oleh pak Sa’i tergolong dalam kegiatan wirausaha. Minoritas. Ada kemungkinan untuk
semakin berkembang atau bahkan berhenti sama sekali. Yang dialami pak Sa’i pada
mulanya adalah usaha yang berkembang pesat kian harinya. Namun karena perubahan
dinamika pemerintahan, usaha pak Sa’i mengalami kemunduran. Ada kemungkinan apabila keterpurukan yang
dialami usahanya semakin meningkat, usahanya akan berakhir.
Usaha pak Sa’i tergolong usaha informal. Usahanya awalnya adalah usaha yang tidak terstruktur
dan tidak direncanakan. Pengembangannya juga merupakan pengembangan siuasional
yang mengandalkan pada nasib. Tapi, usaha pak Sa’i ini merupakan hasil dari
jiwa inofatif, kreatif, dan analitif.
Selain mengandalkan keterampilan, kemampuan melihat peluang adalah bukti bahwa
ada jiwa wirausaha dalam diri pak Sa’i. Semasa usahanya mampu menaikkan taraf
hidup, pak Sa’i berusaha ntuk melebarkan sayap. Pun ketika krisis moneter
melanda, pak Sa’i terus melakukan upaya untuk mempertahankan usahanya.
Kelemahan usaha yang ia rintis diantaranya:
- Kurangnya stabilitator dari pemerintah, sehingga usahanya kalah saing dengan produk impor.
- Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penggunaan produk lokal
Bentuk – bentuk upaya yang dapat dilakukan,
diantaranya perlu:
- Kesadaran pemerintah untuk membatasi impor produk asing dan memberdayakan usaha kecil seperti milik pak Sa’i agar mampu bersaing di pasaran
- Kesadaran pemerintah untuk memberikan wacana kepada masyarakat akan pentingnya penggunaan produk lokal dan mengurangi konsumsi produk asing. Perlu adanya wacana yang memberitakan untung dan rugi penggunaan produk asing.
- Pengembangan usaha dari pak Sa’i dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas hasil produksi. Perlu juga menambah wawasan dalam diri pak Sa’i agar lebih mampu mengenal dunia usaha dan mengantisipasi segala resikonya.
- Peningkatan manajemen dalam usahanya. Penambahan relasi, penambahan pangsa pasar, peningkatan kualitas, dan perencanaan usaha
Memenuhi Tugas di mata kuliah Kewirausahaan
yayayaya
BalasHapus